• Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy
Rabu, 17 Desember 2025, 21:14 WIB
Walan
  • Home
  • Pemerintah
  • Nasional
  • Teknologi
  • Ekonomi dan Bisnis
  • Politik
  • Pendidikan
  • Olahraga
  • Wisata
  • Daerah
  • Lifestyle
  • Peristiwa
  • Advetorial
No Result
View All Result
Walan
  • Home
  • Pemerintah
  • Nasional
  • Teknologi
  • Ekonomi dan Bisnis
  • Politik
  • Pendidikan
  • Olahraga
  • Wisata
  • Daerah
  • Lifestyle
  • Peristiwa
  • Advetorial
No Result
View All Result
Walan
No Result
View All Result
  • Home
  • Pemerintah
  • Nasional
  • Teknologi
  • Ekonomi dan Bisnis
  • Politik
  • Pendidikan
  • Olahraga
  • Wisata
  • Daerah
  • Lifestyle
  • Peristiwa
  • Advetorial

Kurangnya Perhatian terhadap Pendidikan, Ancaman Nyata Masa Depan Bangsa

Walan. Id by Walan. Id
in Pendidikan
0

Walan.id – Pendidikan seharusnya menjadi fondasi utama pembangunan bangsa. Namun dalam praktiknya, perhatian terhadap pendidikan masih kerap terpinggirkan.

Persoalan ini tidak berdiri sendiri, melainkan saling terhubung dengan berbagai aspek kehidupan—mulai dari kualitas sumber daya manusia, stabilitas sosial, hingga daya saing negara di tengah persaingan global.

Kurangnya perhatian terhadap pendidikan bukan sekadar soal keterbatasan anggaran atau minimnya sarana belajar, tetapi juga menyangkut cara pandang masyarakat dan kebijakan yang belum sepenuhnya berpihak pada penguatan kualitas manusia.

Di tengah pesatnya perkembangan teknologi dan semakin kompleksnya tantangan global, pendidikan justru sering diposisikan sebagai urusan sekunder. Padahal, mengabaikan pendidikan sama artinya dengan menyiapkan masa depan yang rapuh. Tanpa pendidikan yang kuat, sebuah bangsa dapat tertinggal tanpa benar-benar menyadari penyebabnya.

Akar Persoalan yang Masih Menghambat

Salah satu penyebab utama kurangnya perhatian terhadap pendidikan adalah faktor budaya. Di sebagian masyarakat, pendidikan masih dianggap tidak lebih penting dibandingkan pekerjaan yang dapat menghasilkan uang secara cepat. Banyak anak didorong untuk bekerja sejak usia muda demi membantu ekonomi keluarga, sementara pendidikan dipandang sebagai beban jangka panjang yang hasilnya tidak langsung terlihat.

Selain itu, masih terdapat anggapan bahwa hanya mereka yang “cerdas” yang dapat sukses melalui jalur pendidikan, sehingga anak-anak yang merasa tertinggal memilih menyerah lebih awal.

Masalah berikutnya adalah ketimpangan akses dan kualitas fasilitas pendidikan. Di daerah terpencil, sekolah dengan kondisi layak, buku pelajaran, serta tenaga pendidik berkualitas masih menjadi kemewahan. Guru-guru berpengalaman cenderung terkonsentrasi di wilayah perkotaan, sementara daerah pedalaman harus puas dengan fasilitas dan kualitas pembelajaran yang terbatas. Ketimpangan ini membuat proses belajar kurang menarik dan berdampak pada tingginya angka putus sekolah.

Selain itu, kebijakan pendidikan yang kurang relevan dengan kebutuhan zaman juga turut memperparah keadaan. Kurikulum sering kali tidak selaras dengan kebutuhan dunia kerja dan perkembangan teknologi. Sistem pendidikan masih terlalu menekankan hafalan dan nilai ujian, bukan pada pengembangan keterampilan berpikir kritis, kreativitas, dan kemampuan memecahkan masalah. Akibatnya, pendidikan kerap dipandang hanya sebagai formalitas untuk memperoleh ijazah, bukan sebagai bekal kehidupan.

Di era digital, pengaruh media dan budaya populer juga berperan besar. Media sosial kerap menampilkan gambaran kesuksesan instan tanpa latar belakang pendidikan yang jelas. Figur publik yang sukses tanpa jalur pendidikan formal sering dijadikan contoh, sehingga muncul persepsi bahwa pendidikan bukanlah faktor penting untuk meraih keberhasilan. Pandangan ini semakin menjauhkan masyarakat dari kesadaran akan pentingnya pendidikan jangka panjang.

Dampak Serius bagi Individu, Masyarakat, dan Negara

Kurangnya perhatian terhadap pendidikan membawa dampak yang luas. Bagi individu, keterbatasan pendidikan sering berujung pada sempitnya peluang kerja, rendahnya pendapatan, serta kerentanan terhadap kemiskinan dan berbagai persoalan sosial. Minimnya pendidikan juga memengaruhi kemampuan seseorang dalam mengambil keputusan penting terkait kesehatan, keuangan, dan kehidupan sosial.

Pada tingkat masyarakat, rendahnya kualitas pendidikan berpotensi meningkatkan berbagai masalah sosial, seperti kriminalitas, rendahnya kesadaran kesehatan dan lingkungan, serta lemahnya partisipasi dalam kehidupan demokrasi. Masyarakat yang kurang teredukasi lebih mudah terpapar hoaks dan manipulasi informasi, yang pada akhirnya dapat mengganggu stabilitas sosial.

Sementara itu, bagi negara, rendahnya prioritas terhadap pendidikan akan menghambat pertumbuhan ekonomi dan inovasi. Negara akan kesulitan menghasilkan sumber daya manusia yang kompetitif dan adaptif terhadap perubahan global. Dalam jangka panjang, kondisi ini dapat melemahkan posisi Indonesia di tengah persaingan internasional dan memicu ketidakstabilan sosial serta politik.

Langkah Strategis yang Perlu Ditempuh

Mengatasi persoalan ini membutuhkan komitmen bersama. Pemerintah perlu memperkuat kebijakan yang benar-benar berorientasi pada peningkatan kualitas pendidikan, bukan sekadar pemenuhan administratif. Akses dan fasilitas pendidikan harus diperluas secara merata, terutama di daerah tertinggal, disertai upaya peningkatan kesejahteraan dan kualitas tenaga pendidik.

Di sisi lain, pembaruan kurikulum menjadi keharusan agar pendidikan relevan dengan kebutuhan zaman. Sistem pembelajaran perlu mendorong kreativitas, keterampilan praktis, serta kemampuan berpikir kritis. Pemanfaatan teknologi juga harus dioptimalkan untuk menjangkau wilayah yang sulit diakses dan memperkaya metode pembelajaran.

Peran orang tua dan masyarakat tidak kalah penting. Kesadaran akan nilai pendidikan perlu ditanamkan sejak dini, agar pendidikan tidak lagi dipandang sebagai beban, melainkan sebagai investasi masa depan. Dukungan lingkungan sekitar akan sangat menentukan keberhasilan proses pendidikan anak.

Penutup

Kurangnya perhatian terhadap pendidikan adalah persoalan serius yang tidak boleh diabaikan. Pendidikan bukanlah barang mewah, melainkan hak dasar setiap warga negara dan fondasi utama kemajuan bangsa. Tanpa pendidikan yang berkualitas, mustahil membangun individu yang berdaya, masyarakat yang kuat, dan negara yang maju. Sudah saatnya pendidikan ditempatkan sebagai prioritas utama, bukan hanya dalam wacana, tetapi juga dalam tindakan nyata.

Penulis : Rizki Adam Malik Nasution
Fakultas Hukum Universitas Pamulang PDSKU Kota Serang

Post Views: 43
Tags: Ancaman PendidikanKualitas Sumber Daya ManusiaPersaingan Global
ADVERTISEMENT
Previous Post

Perselingkuhan di Era Digital: Ketika Kepercayaan Pasangan Runtuh

Next Post

Program Kementan, DKPP Kabupaten Serang Dorong Petani Manfaatkan Pembelian Alsintan Subsidi 8,5 Persen

Related Posts

Perselingkuhan di Era Digital: Ketika Kepercayaan Pasangan Runtuh

by Walan. Id
17 Desember 2025
0
0
ShareTweetShare

Bupati Serang Ratu Zakiyah Minta Sinergitas Pergunu tingkatkan SDM di Bidang Pendidikan

by Walan. Id
11 Desember 2025
0
0
ShareTweetShare

Wisuda Perdana PIPB Banten, Lulusan 90 Persen Terserap Industri

by Walan. Id
27 November 2025
0
0
ShareTweetShare

Strategi Pengembangan SPBE, Diskominfo Kabupaten Serang Latih Pengelola Website Puskesmas

by Walan. Id
19 November 2025
0
0
ShareTweetShare

Inilah Deretan Nama Penerima Gelar Pahlawan Nasional

by Walan. Id
10 November 2025
0
0
ShareTweetShare

Duta Pariwisata Banten Gelar Baksos Bertema Bahagia Bersama Generasi Muda Indonesia

by Walan. Id
27 Oktober 2025
0
0
ShareTweetShare
Next Post

Program Kementan, DKPP Kabupaten Serang Dorong Petani Manfaatkan Pembelian Alsintan Subsidi 8,5 Persen

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Rekomendasi

Ketua Tanfidziyah PCNU Kabupaten Serang Muhamad Roby. Dok. (Istimewa).

Gus Robi : Mengulas Sejarah Bung Karno, Prabowo dan September

3 bulan ago
0

Kasus Antara Kepsek SMAN 1 Cimarga dan Siswa Kedapatan Mer*kok Menemui Titik Mediasi

2 bulan ago
0

Berita Terpopuler

    Program Kementan, DKPP Kabupaten Serang Dorong Petani Manfaatkan Pembelian Alsintan Subsidi 8,5 Persen

    by Walan. Id
    17 Desember 2025
    0
    0

    Walan.id - Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) mendorong para petani di Kabupaten Serang, agar memanfaatkan Program Kementerian (Kementan), dengan...

    Kurangnya Perhatian terhadap Pendidikan, Ancaman Nyata Masa Depan Bangsa

    by Walan. Id
    17 Desember 2025
    0
    0

    Walan.id - Pendidikan seharusnya menjadi fondasi utama pembangunan bangsa. Namun dalam praktiknya, perhatian terhadap pendidikan masih kerap terpinggirkan. Persoalan ini...

    Perselingkuhan di Era Digital: Ketika Kepercayaan Pasangan Runtuh

    by Walan. Id
    17 Desember 2025
    0
    0

    Walan.id - Perselingkuhan adalah fenomena sosial yang semakin mengemuka di era modern. Bukan sekadar masalah pribadi, perselingkuhan membawa dampak luas,...

    Pedagang Sembako di Pasar Ciruas Keluhkan Harga Minyakkita yang Terus Merangkak Naik

    by Walan. Id
    16 Desember 2025
    0
    0

    Walan.id - Pedagang sembako di Pasar Ciruas Kabupaten Serang mengeluhkan kepada Gubernur Banten Andra Soni soal harga Minyakkita yang terus...

    Walan.id
    adalah situs Portal Media Online yang bertujuan menyajikan konten berita terkini dan informatif.
    089528994714
    redaksiwalanid@gmail.com
    Facebook Twitter Youtube

    Category

    • Pemerintah
    • Nasional
    • Teknologi
    • Ekonomi dan Bisnis
    • Politik
    • Pendidikan
    • Olahraga
    • Wisata
    • Daerah
    • Lifestyle
    • Peristiwa
    • Advetorial

    © 2024 Walan.id

    • Redaksi
    • Pedoman Media Siber
    • Privacy Policy
    No Result
    View All Result
    • Home
    • Pemerintah
    • Nasional
    • Teknologi
    • Ekonomi dan Bisnis
    • Politik
    • Pendidikan
    • Olahraga
    • Wisata
    • Daerah
    • Lifestyle
    • Peristiwa
    • Advetorial

    © 2024 Walan.id