WALAN.ID – Berawal dari permasalahan lingkungan warga yang ada di Desanya, Kades Tegal Maja Kecamatan Kragilan Kabupaten Serang Muhamad Iksan memanfaatkan kotoran kerbau menjadikan kompos yang menghasilkan sumber ekonomi tambahan.
Hal tersebut, Jadi inisiatif sang Kades ketika ada permasalahan lingkungan yang ada desanya banyak peternak kerbau tradisional yang kemudian kotorannya tersebut menjadi masalah lingkungan.
“Membuat kompos itu berawal dari permasalahan lingkungan yang ada di desa tegal maja yaitu di salah satu kampung yang banyak peternak tradisional yaitu ternak kerbau kemudian kotorannya ini menjadi masalah lingkungan.”terangnya kepada Wartawan Kamis (24/10/2024).
Program Poliran, Kapolres Serang Beri Motivasi Agar UMKM Berkembang dan Serap Tenaga Kerja
Kemudian, Ia punya inisiatif bahwa kotoran hewan tersebut bisa menjadi sumber ekonomi tambahan yaitu di olah dengan menjadi kompos untuk memberikan solusi kebersihan lingkungan tetapi menambah nilai ekonomi bagi masyarakat.
“Untuk pengambilan perkarung itu saya kenakan Rp.5000, kemudian diangkut kerumah kompos untuk saya proses kemudian di fermentasi untuk menjadi kompos dan bisa digunakan untuk pertanian.”jelasnya.
Iksan menjelaskan, secara penjualan sementara ia bekerjasama dengan Institusi kepolisian dan TNI untuk mendukung program penjualan marketing kompos itu sendiri.
Kurangi Angka Pengangguran, Kerajinan Tas Diharap jadi Produk Unggulan Kabupaten Serang
“Karena kita punya kerjasama visi misi program di Kepolisian Polres Serang juga ada program Polisi Peduli pengangguran (Poliran-red) karena ini bisa menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat.”jelasnya.
Lebih lanjut, kata dia, pihaknya berkerjasama dengan Korem 064/Maulana Yusuf Serang Banten bahkan secara pembinaan dan wawasan bahwa kotoran hewan tersebut bisa menjadi sumber pendapatan bagi masyarakat yaitu kompos.
“Secara marketing Pak Danrem sendiri, bahkan beliau sangat suport untuk pembinaan dan juga marketingnya.”terangnya.
Cerita Pedagang Siomay Mangkal di Mapolres Serang yang Berpenghasilan Perhari Rp.600.000
Masih kata Iksan, secara komposisi proses pembuatannya itu seperti kotoran hewan kerbau kemudian ditambah jerami dan sekam, selanjutnya kita campur dengan E4, Molase dan Dolomit.
“Nah itu nanti kita campur dan tutup dengan terpal selama dua minggu sebelum kompos itu kita packing.”kata Iksan.
Ia menuturkan, secara kemasan yang sudah di packing dengan berat 10 kilogram dengan harga jual Rp. 20.000 karena kompos itu termasuk kompos premium.
“Ini termasuk kompos premium yang memang kompos murni tidak ada campuran dari tanah dan sebagainya.” tuturnya.
Comments 4