Walan.id – Seorang pengendara roda dua diduga menjadi korban pengeroyokan di area proyek urukan Gardu Induk Tegangan Ekstra Tinggi (GITET) 500 kilovolt (kV), Jalan Raya Kampung Pasir Baru, Desa Ketos, Kecamatan Kibin, Kabupaten Serang, Provinsi Banten.
Insiden dugaan tindak pidana pengeroyokan tersebut dialami Pakrudin, warga Kampung Pasir Salam, Desa Walikukun, Kecamatan Carenang, Serang.
Pakrudin mengaku, menjadi korban kekerasan fisik dari para pelaku yang diduga berasal dari kelompok pengamanan proyek pengurukan untuk Proyek Strategis Nasional (PSN).
Baca juga:
Keluhkan Proyek Urugan PLN di Kibin, Pengguna Jalan Malah Dikeroyok
Saat ditemui wartawan, Jumat, 18 Juli 2025, ia menceritakan, kejadian tersebut terjadi setelah dirinya selesai bekerja dan hendak menunaikan ibadah salat Magrib. Saat itu, ia sedang dalam perjalanan pulang melalui jalan yang sedang mengalami kemacetan.
“Bang, kalau caranya kayak begini, punya jalan sendiri,” ujar Pakrudin kepada petugas keamanan proyek yang sedang mengatur lalu lintas. Keluhannya tersebut kemudian memicu reaksi agresif dari sekelompok orang yang berada di lokasi.
Tanpa diduga, saat mengendarai sepeda motor, Pakrudin tiba-tiba diserang secara dari belakang oleh pelaku.
Baca juga:
Terungkap! Kasus Penusukan hingga Meninggal di Binuang Didasari Motif Dendam Lama
Mereka langsung menariknya dan melakukan pengeroyokan. Beruntung, kejadian tersebut terekam oleh video amatir yang berada di sekitar lokasi sehingga aksi kekerasan tersebut terdokumentasi dan menjadi bukti penting.
“Ya untungnya di lokasi kejadian ada video amatirnya. Mereka juga takut pas bikin videonya juga,” katanya.
Pelaku yang terlibat berasal dari kelompok yang bertanggung jawab atas pengamanan proyek pengurukan di sekitar lokasi.
Baca juga:
Ibu Dipacari Anak Disetubuhi, Kini Pelaku yang Berprofesi Tukang Bakso di Carenang Ditangkap Polisi
Pakrudin mengatakan, salah satu pelaku utama yang belakangan ia ketahui berinisial Td, warga asal Lampung yang memiliki istri di Desa Ketos.
Selain Td, ada juga pria yang biasa dipanggil Haji, yang disebut sebagai pelaku utama yang memukul korban. “Haji itu yang mukul, kalau T ini yang cekik saya dari belakang,” ujar Pakrudin.
Selain kedua pelaku utama tersebut, ada beberapa orang lain yang turut serta mengelilingi dan terlibat dalam aksi pengeroyokan.
“Yang aktif itu dua orang tadi sama Pak Haji. Yang lainnya cuma megang doang,” jelasnya.
Baca juga:
Polda Banten Tetapkan Tersangka Atas Kasus Permintaan Proyek PT Chandra Asri Senilai Rp 5 Triliun
Ia mengatakan,jJumlah pelaku diperkirakan berjumlah sekitar lima hingga enam orang, dengan dua di antaranya berperan sebagai pengamanan yang berusaha menahan agar pelaku tidak semakin brutal.
Dalam peristiwa tersebut, korban mengalami luka pukulan di bagian wajah dan tubuh, serta dicekik hingga nyaris jatuh ke kali.
“Dicekik dan dipukul, ada dorongan atau tendangan, didorong ke kali hampir jatuh,” kata Pakrudin. Kejadian berlangsung sangat cepat dan brutal, membuatnya merasa ketakutan dan nyaris jatuh ke pinggir kali.
Ia mengaku usai kejadian dirinya bersama keluarga mendatangi di kantor Desa Ketos dengan harapan dapat bertemu dengan para pelaku pengeroyokan.
Karena tidak dapat menemui para pelaku di kantor desa, Pakrudin pun langsung membuat laporan ke SPKT dan kemudian diarahkan ke Satreskrim Polres Serang.
Akibat aksi pengeroyokan tersebut, korban mengalami luka sobek sepanjang 6 cm di pelipis kanan, memar di bagian tubuh, serta baju sobek dan luka di seluruh tubuhnya. Ia juga mengaku sangat trauma dan menyatakan membutuhkan pengobatan.
“Baju sobek semua ini, kena tanah semua,” pungkasnya. Saat ini, laporan kejadian tersebut telah disampaikan ke pihak berwajib dan proses penyelidikan sedang berlangsung.
Editor: Nurlan