• Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy
Senin, 13 Oktober 2025, 18:33 WIB
Walan
  • Home
  • Pemerintah
  • Nasional
  • Teknologi
  • Ekonomi dan Bisnis
  • Politik
  • Pendidikan
  • Olahraga
  • Wisata
  • Daerah
  • Lifestyle
  • Peristiwa
  • Advetorial
No Result
View All Result
Walan
  • Home
  • Pemerintah
  • Nasional
  • Teknologi
  • Ekonomi dan Bisnis
  • Politik
  • Pendidikan
  • Olahraga
  • Wisata
  • Daerah
  • Lifestyle
  • Peristiwa
  • Advetorial
No Result
View All Result
Walan
No Result
View All Result
  • Home
  • Pemerintah
  • Nasional
  • Teknologi
  • Ekonomi dan Bisnis
  • Politik
  • Pendidikan
  • Olahraga
  • Wisata
  • Daerah
  • Lifestyle
  • Peristiwa
  • Advetorial

Lunturnya Rasa Nasionalisme: Tantangan Warga Negara di Era Globalisasi

Walan. Id by Walan. Id
in Pendidikan
0
Anastasya Azahra adalah Mahasiswi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) Serang, Jurusan PGSD. dok. (Ist).

Anastasya Azahra adalah Mahasiswi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) Serang, Jurusan PGSD. dok. (Ist)

Walan.id – Di tengah derasnya arus globalisasi, banyak negara menghadapi tantangan baru terkait identitas nasional dan rasa kebangsaan warganya. Globalisasi, dengan segala kemajuan teknologi, mobilitas manusia, dan pertukaran budaya, membawa manfaat besar mulai dari kemudahan akses informasi hingga pertumbuhan ekonomi. Namun di sisi lain, pengaruh tersebut juga memicu kekhawatiran akan munculnya fragmentasi sosial, melemahnya ikatan kolektif, dan terkikisnya kesadaran akan sejarah serta nilai-nilai kebangsaan.

Pertanyaan yang muncul kemudian adalah: apakah globalisasi menyebabkan rasa nasionalisme di kalangan warga negara menjadi meredup?

Bagaimana perubahan global dalam bidang ekonomi, politik, dan budaya memengaruhi keterikatan seseorang terhadap negara asalnya?

Isi

Berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh Maarif Institute pada periode 10–23 Desember 2024 terhadap 1.221 responden berusia di atas 17 tahun, tercatat bahwa lebih dari 96 persen masyarakat Indonesia merasa bangga menjadi Warga Negara Indonesia (WNI). Dari jumlah tersebut, 56,6 persen menyatakan “sangat bangga”, sedangkan 40,2 persen lainnya menyatakan “bangga” terhadap identitas
kebangsaannya dikutip dari (ANTARA News, 2025).

Temuan ini memperlihatkan bahwa rasa
kebangsaan masyarakat Indonesia masih relatif tinggi di tengah derasnya arus globalisasi. Hasil serupa juga ditemukan dalam survei Lingkar Survei Indonesia (LSI) pada tahun 2019, yang menunjukkan bahwa 66,4 persen warga lebih mengutamakan identitas kebangsaan (bangsa Indonesia) dibanding identitas keagamaan atau kesukuan.

Data ini menegaskan bahwa nasionalisme masih menjadi identitas utama di tengah masyarakat Indonesia, meski tantangan global semakin kompleks (Kompas Nasional, 2019).

Faktor Pendukung Nasionalisme
Lestari dan Wardanai (2019:25) mengungkapkan bahwa nilai-nilai pancasila
memberikan landasan moral dan etika yang kuat bagi generasi muda agar tetap mencintai budaya lokal serta menghargai perbedaan. Insani (2022:7) mengatakan
bahwa identitas budaya dan bahasa lokal yang tetap dijaga menjadi sumber kebanggan, penanaman jiwa nasionalisme ini difokuskan pada pelestarian budaya lokal dan bahasa sebagai bagian dari identitas bangsa yang khas.

 

Faktor Penghambat Nasionalisme Lura (2018) mengungkapkan bahawa faktor penghambat nasionalisme diantaranya yaitu dominasi budaya asinh dan media global yang mempengaruhi gaya hidup.

Globalisasi memungkinkan arus besar budaya luar, yang kadang kurang selektif diserap oleh generasi muda, sehingga ada kemungkinan nilai lokal menjadi tersingkirkan.

Kemudian faktor penghambat selanjutnya dikutip dari Widiyanta dan Miftahuddin (2023:206) mengungkapkan bahwa perbedaan etnis, agama, suku yang sangat majemuk di Indonesia bisa menjadi tantangan jika tidak dapat dikelola dengan baik. Konflik antar kelompok atau kurangnya ruang dialog bisa menimbulkan alienasi atau sikap skeptis terhadap identitas kebangsaan.

Upaya Penguatan

Dikutip dari Arifin, dkk (2025:119-120) mengungkapkan bahwa dalam mempertahankan nasionalisme bangsa dapat dilakukan dengan:

  1. Penguatan Pendidikan Nasionalisme, Pemerintah harus meningkatkan pendidikan nasionalisme di sekolah-sekolah. Hal ini melibatkan pengembangan kurikulum yang lebih mendalam tentang sejarah, budaya, dan nilai-nilai Indonesia. Pelajaran ini harus disampaikan secara menarik dan relevan bagi generasi muda.
  2. Pelestarian Bahasa, Bahasa adalah salah satu aspek penting dari identitas nasional. Dukungan harus diberikan untuk memelihara bahasa Indonesia dan
    bahasa daerah.
  3. Pendidikan Kesadaran Teknologi, Generasi muda harus diberikan pemahaman tentang risiko penggunaan teknologi yang tidak
    sehat. Program pendidikan yang mengajarkan penggunaan teknologi yang bijak dan etis harus diselenggarakan.

Penutup

Meskipun globalisasi membawa tantangan nyata terhadap rasa nasionalisme di
Indonesia seperti pengaruh budaya asing, ketimpangan, dan konflik identitas bukti
empiris menunjukkan bahwa nasionalisme belum “luntur”.

Survei-survei nasional menggambarkan bahwa sebagian besar masyarakat masih merasa bangga menjadi bagian dari negara ini. Namun, mempertahankan rasa nasionalisme memerlukan usaha terus menerus: melalui pendidikan yang relevan, pemeliharaan budaya lokal, serta kebijakan publik yang adil dan inklusif.

Menjaga nasionalisme bukan hanya soal menjaga simbol dan retorika, melainkan memastikan bahwa nilai-nilai kebangsaan dapat dihayati secara nyata dalam kehidupan sehari-hari dari pendidikan dasar, perilaku sosial, pengelolaan media, hingga keadilan dalam pembangunan.

Dengan demikian, nasionalisme tetap menjadi fondasi bersama untuk keberagaman yang harmonis dalam Indonesia yang terus berubah.

Penulis: Anastasya Azahra

Post Views: 21
Tags: Era GlobalisasiIdentitas NasionalTantangan Warga Negara
ADVERTISEMENT
Previous Post

Jadi Perhatian Bupati, Jam Operasional Truk di Bojonegara-Puloampel Dibatasi

Next Post

Menteri LH Pimpin Apel Kesiapsiagaan Soal Penanganan dan Kerawanan Bahaya Radioaktif Cesium-137 di Cikande

Related Posts

Pemdes Desa Mandaya Kabupaten Serang Gelar Santunan Anak Yatim – Piatu

by Walan. Id
26 September 2025
0
0
ShareTweetShare

Lantik Pengurus JKSN Banten, KH. Asep Saifuddin Chalim: Tingkatkan Kualitas Pendidikan Pesantren

by Walan. Id
25 September 2025
0
0
ShareTweetShare

Resmi Dilantik, Pergunu Banten Siap Tingkatkan Kualitas Guru NU

Pergunu Banten Resmi Dilantik Masa Khidmat 2025-2030.dok (istimewa)

Pergunu Banten Resmi Dilantik Masa Khidmat 2025-2030.dok (istimewa)

by Walan. Id
24 September 2025
0
0
ShareTweetShare

Kabar Bahagia, Pemkab Serang Alokasikan Anggaran TPP PPPK 2026

by Walan. Id
22 September 2025
0
0
ShareTweetShare

Ratu Zakiyah Beri Motivasi Siswa Siswi MAN 1 Serang Masuk Perguruan Tinggi Lewat Beasiswa Perintis

by Walan. Id
19 September 2025
0
0
ShareTweetShare

Sekda Zaldi Ajak Mahasiswa Faletahan Terus Berinovasi, Jangan Cepat Berpuas Diri

by Walan. Id
18 September 2025
0
0
ShareTweetShare
Next Post
Menteri LH Hanif FAISOL Nurofiq saat Apel Kesiapsiagaan penanganan radioaktif di Halaman Polsek Cikande. Dok. (Ist)

Menteri LH Pimpin Apel Kesiapsiagaan Soal Penanganan dan Kerawanan Bahaya Radioaktif Cesium-137 di Cikande

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Rekomendasi

HUT DPD Banten Partai Gerindra ke 17, Gelar Dialog Publik Berjuang Tiada Akhir untuk Banten Menuju Indonesia Emas

8 bulan ago
0

Jelang Launching Koperasi Merah Putih, Kemenko Pangan dan Kemendes PDT Kunjungi Kabupaten Serang

3 bulan ago
0

Berita Terpopuler

    Kasus Cemaran Radioaktif Cesium-137 di Cikande, Bupati Serang Bakal Relokasi Warga

    by Walan. Id
    13 Oktober 2025
    0
    0

    Walan.id - Bupati Serang Ratu Zakiyah memastikan akan merelokasi warga yang berada di zona merah pencemaran Radioaktif Cesium-137 di Kawasan...

    Gegana Polri Lokalisir paparan radioaktif di Kawasan Industri Modern Cikande. dok. (Walah.id)

    Menteri LH Ungkap Penyebab Paparan Radiasi Radioaktif Cesium-137 dari Scrub Sisa Peleburan Besi dan Baja

    by Walan. Id
    13 Oktober 2025
    0
    0

    Walan.id - Menteri LH Hanif Faisol Nurofiq mengungkapkan penyebab paparan radiasi radioaktif cesium-137 ialah dari scrub sisa peleburan logam, besi...

    Menteri LH Hanif FAISOL Nurofiq saat Apel Kesiapsiagaan penanganan radioaktif di Halaman Polsek Cikande. Dok. (Ist)

    Menteri LH Pimpin Apel Kesiapsiagaan Soal Penanganan dan Kerawanan Bahaya Radioaktif Cesium-137 di Cikande

    by Walan. Id
    13 Oktober 2025
    0
    0

    Walan.id - Pemerintah melalui Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) menggelar Apel Kesiapsiagaan Penanganan Kerawanan Bahaya dan Dekontaminasi Radionuklida Cs-137 di halaman...

    Anastasya Azahra adalah Mahasiswi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) Serang, Jurusan PGSD. dok. (Ist).

    Lunturnya Rasa Nasionalisme: Tantangan Warga Negara di Era Globalisasi

    by Walan. Id
    13 Oktober 2025
    0
    0

    Walan.id - Di tengah derasnya arus globalisasi, banyak negara menghadapi tantangan baru terkait identitas nasional dan rasa kebangsaan warganya. Globalisasi,...

    Walan.id
    adalah situs Portal Media Online yang bertujuan menyajikan konten berita terkini dan informatif.
    089528994714
    redaksiwalanid@gmail.com
    Facebook Twitter Youtube

    Category

    • Pemerintah
    • Nasional
    • Teknologi
    • Ekonomi dan Bisnis
    • Politik
    • Pendidikan
    • Olahraga
    • Wisata
    • Daerah
    • Lifestyle
    • Peristiwa
    • Advetorial

    © 2024 Walan.id

    • Redaksi
    • Pedoman Media Siber
    • Privacy Policy
    No Result
    View All Result
    • Home
    • Pemerintah
    • Nasional
    • Teknologi
    • Ekonomi dan Bisnis
    • Politik
    • Pendidikan
    • Olahraga
    • Wisata
    • Daerah
    • Lifestyle
    • Peristiwa
    • Advetorial

    © 2024 Walan.id