Walan.id – Warga Kecamatan Ciruas, Kabupaten Serang, memprotes kondisi tumpukan sampah yang menggunung di sekitar Pasar Ciruas, tepatnya di pinggir Jalan Raya Serang–Jakarta.
Sampah tersebut menimbulkan bau busuk menyengat dan mengganggu aktivitas warga maupun pengguna jalan.
Berdasarkan pantauan media, pada Rabu (11/6/2025) pukul 07.30 WIB, sampah-sampah yang menumpuk didominasi oleh limbah dagangan yang tidak terjual dan sampah rumah tangga dalam kantong plastik. Tumpukan itu bahkan memakan sebagian badan jalan.
Baca juga:
Bupati Serang Bakal Bentuk Unit Pengelolaan Sampah Jadi Sumber Tenaga Listrik
Air hitam pekat tampak mengalir dari tumpukan sampah dan menyebarkan bau menyengat. Warga maupun pengendara yang melintas terpaksa menutup hidung dan menahan napas.
Ahmad Rojak, warga sekitar, mengaku terganggu dengan kondisi tersebut. Ia menyebut jumlah sampah semakin hari kian bertambah.
“Dari los pasar juga dibuang ke sini. Bau busuknya sangat mengganggu. Ini sudah meresahkan,” kata Rojak kepada wartawan.
Ia juga menyoroti dampak kesehatan dari keberadaan sampah tersebut.
“Bukan cuma baunya, tapi ini juga bisa menimbulkan penyakit, seperti gatal-gatal atau demam berdarah,” ujarnya.
Baca juga:
Bank Sampah Walikukun Manfaatkan Sampah Warga Menjadi Sumber Ekonomi Desa
Rojak mendesak Bupati Serang yang baru agar segera merealisasikan janji program 100 hari kerja, khususnya terkait penanganan sampah.
“Jangan cuma janji, buktikan Serang bebas sampah, bukan cuma slogan,” tegasnya.
Keluhan serupa disampaikan Sumiyati, warga Desa Ranjeng, Kecamatan Ciruas. Ia mengatakan sampah di pinggir jalan pasar sudah beberapa hari tidak diangkut.
“Sudah berhari-hari nggak diangkut. Bau banget, pengunjung dan warga terganggu,” ujarnya.
Sumiyati juga menyentil slogan “Serang Bahagia” yang dinilai belum terealisasi.
“Slogannya Serang Bahagia, tapi kenyataannya Serang malah sengsara karena sampah di mana-mana,” pungkasnya.***