Walan.id – Terkait proyek Pengolahan Sampah Energi Listrik (PSEL) kini batal di Kabupaten Serang dan berpindah ke Kota Serang akibat stok sampah dan jarak tempuh di wilayah Kabupaten Serang.
Berdasarkan hasil survei yang telah dilakukan KLH, Kota Serang berpotensi besar akan mendapatkan PSEL ketimbang dengan Kabupaten Serang.
Wakil Bupati Najib Hamas mengatakan bahwa hal tersebut jarak tempuh yang menjadi pertimbangan, sehingga memilih Kota Serang.
Meski begitu, Kata Najib pihaknya tetap mensukseskan PSEL tersebut karena menjadi PSEL regional. Karena meliputi Kota Serang, Kabupaten Serang dan Kota Cilegon dan butuh 1000 ton.
Baca juga:
Proyek PSEL di Kabupaten Serang Batal, Wabup Serang: Bukan Batal Melainkan Tertunda
“Jarak tempuh, jadi titik misalkan contoh
yang dari Kopo, Jawilan, Cikande kan cukup jauh kalau misalkan ke daerah Kosambironyok atau Mancak. Nah jadi salah satunya.”ungkapnya kepada wartawan, Selasa, 18 November 2025.
Kemudian Ia menjelaskan, terkait lahan dan stok sampah kebutuhannya sekitar 1000 ton untuk buffer dan stoknya 500 ton.
“Jadi misalnya di cilowong kalau misalkan kurang, maka sampah-sampah yang menggunung itu, itu bisa ditarik menjadi backup.”jelasnya.
Baca juga:
Bupati Serang Jadikan Pulo Panjang Sebagai Desa Percontohan Bersih dari Sampah
Menurutnya, tidak ada kekhawatiran ketika Kabupaten Serang mengirim sampah ke Kota Serang, karena masing masing daerah nanti akan MoU. Kalaupun ada penolakan dari warga itu urusan Presiden.
“Oh enggak, itu sudah urusan-urusan Pak Prabowo itu. Jadi kita Kabupaten Serang, Kota Cilegon, dan Kota Serang mengirim sampah dari tempat asal masing-masing sesuai nanti dengan MOU. Nanti kita ada MOU-nya, berapa dari masing-masing daerah mengirim kuota sampah ke lokasi tersebut.”ujarnya.
Lebih lanjut, kata Najib soal sampah pihaknya berencana akan membentuk bank sampah, karena menurutnya bisa mengurai sampah.
“Salah satunya adalah yang akan kita masifkan adalah pembentukan bank sampah. Karena bank sampah itu bukan sekadar membuang sampahnya atau mengurai, tetapi di situ ada aspek pemberdayaan.”kata Najib.
Baca juga:
Peringatan World Clean Up Day 2025, Menteri LH dan Kepala Daerah Ajak Gotong Royong Bersihkan Sampah
“Jadi ibu-ibu kumpul setiap hari menimbang sampah, ada pembinaan. Nanti pun muncul bentuk UMKM baru.”imbuhnya.
Ia menjelaskan, seperti bungkus kopi sasetan yang bisa dianyam dan dibuat tempat kerajinan seperti tempat tisu dan sebagainya.
“Karena apa, dari contoh dari bekas bungkus kopi, yang biasa komoditasnya kopi saset kan,
itu kopi sasetnya kan bungkusnya bisa dibuat untuk dianyam untuk tempat tisu, tempat kerajinan dan sebagainya.”tandasnya.
Saat ini pihaknya, sedang menghitung berapa jumlah sampah perharinya karena sampah sekarang mencapai kurang lebih 800 ton, itupun belum sampah Industri, dan ditambah sampah dari SPPG.
“Ya, jadi gini, kita lagi, jadi kita lagi menghitung LH ya, berapa sampah sesungguhnya, karena sekarang yang 800 sekian itu sampah yang harian. Belum menghitung sampah industri. Plus ada potensi baru, sampah SPPG dari 120 ini baru buka kurang lebih 50-an. Nah nanti ada sampah, ada sisa sampah yang kemungkinan itu menjadi tambahan untuk pengelolaan berikutnya minimal kan 1.000 yang diproses nanti ada backup-nya minimal 500 ton. Nah itu kan butuh manajemen tertentu kalau kita buangnya kurang dari MOU kita kena denda oleh pengelola PSEL.”terangnya.
“Jadi PSEL itu dikelola oleh pusat melalui badan pengelola yang dituju oleh pusat. Kita bertanggung jawab membawa sampah dari titik satu ke lokasi PSEL.”tandasnya.
Editor: Nurlan













