Walan.id – SM (35) wanita asal Kecamatan Binuang, Kabupaten Serang, menjadi korban kekerasan saat melintas di Jalan Kampung Salawe, Kecamatan Binuang, Kabupaten Serang, Kamis (6/2/2025) pukul 20.30 WIB.
Akibatnya SM menderita sejumlah luka pada bagian wajah, dan kepala bagian belakang hingga harus dirawat di RSUD Banten.
Bahkan, dirinya juga nyaris diperkosa oleh pelaku yang diketahui berinial IS (27), warga asal Desa Bendung, Kecamatan Tanara, Kabupaten Serang.
Baca juga:Polres Serang Tangkap Pelaku Pencabulan Anak Difabel di Pontang
Sukani (56), ayah dari korban turut menceritakan kronologi kejadian tragis yang menimpa anaknya.
Ia mengaku, mendapat kabar setelah ditelpon oleh adik iparnya.
“Malam kamis itu ditelpon adik ipar, saya datang kesana tidak ada di lokasi adanya di rumah RT ditolong, (kondisi) sudah pingsan,” terangnya saat ditemui di RSUD Provinsi Banten, Selasa (11/2/2025).
Baca juga:Baru Pulang Belanja, Korban Difabel di Pontang Diduga Dicabuli Oleh Tetangganya
Sukani mengaku, telah dimintai keterangan oleh pihak kepolisian Polsek Carenang dan Polres Serang.
Dirinya menyampaikan, seluruh keterangan yang ia dapat berdasarkan apa yang dikatakan anaknya SM, karena ia tidak ada di lokasi saat kejadian.
“Sudah (dimintai keterangan) di Polsek ada juga laporan di Polres. Artinya (keterangan) saya tanya anak saja karena saya tidak melihat,” kata Sukani.
Sukani menuturkan, saat kejadian dirinya melihat anaknya sudah jatuh pingsan.
Namun, setelah dilakukan pemeriksaan oleh dokter, didapati bahwa anaknya mengalami luka parah.
Bahkan sampai retak di bagian tengkorak belakang kepala.
“Karena pas kejadian cuma keliatan pingsan. Kata dokter retak, sama ada darah di otak,” paparnya.
Baca juga:Polres Serang Gelar Pres Conference, Ungkap Kasus 4 Kejadian di Wilayah Kabupaten Serang
Dirinya juga mengaku, mendapat berita miring yang beredar di masyarakat bahwa anaknya disebut mabuk dan sengaja mau bertemu dengan pelaku.
Namun ia enggan menanggapi, sebab dirinya percaya anaknya tidak mengenal pelaku.
Selain itu, dirinya juga tidak mengetahui motif kekerasan dan percobaan pemerkosaan yang dilakukan oleh pelaku.
“Ya kalau anak saya ketemuan berarti suka sama suka, gabakal terjadi kekerasan. Ga mungkin anak saya (ketemuan) apalagi mabuk-mabukan. Itu saya denger (berita miring) cuma engga saya tanggapin,” jelas Sukani.
Atas kejadian tersebut, Sukani menuntut keadilan bagi sang anak.
Ia berharap, pelaku dapat ditindak sesuai dengan hukum yang berlaku.
“Saya menuntut keadilan lah. Satu, anak saya kan (mendapat) kekerasan itu. Kedua, hp anak saya sudah ada di motor dia (pelaku),” tandasnya.
Comments 1